Cara Mendidik Anak Yang Baik Di Mulai Sejak Dini

Kecerdasan anak hingga besar nanti dipengaruhi faktor lingkungan dan pola asuh yang diterimanya. Banyak para orang tua yang terkadang melupakan aspek-aspek penting dalam mendidik anak atau bahkan adanya ketidak tahuan dari orang tua bagaimana cara mendidik anak yang baik yang di mulai sejak dini. Berikut beberapa kiat yang bisa anda terapkan sebagai orang tua dalam mendidik anak sejak usia dini.

Bebaskan anak mengeksplorasi lingkungan. Lingkungan menjadi sarana luas bagi anak untuk belajar tentang berbagai macam hal. Eksplorasi di alam memicu anak aktif bergerak juga meningkatkan rasa ingin tahu anak terhadap berbagai aspek kehidupan.

Ikuti minat anak. Untuk menggali potensi luar biasa di dalam diri anak, beri dukungan penuh pada bidang-bidang yang disukai anak, kalau perlu ikut berlatih dan menjadi teman berlatih yang menyenangkan untuknya. 
Kekhawatiran akan masa depan anak-anaknya menyebabkan orang tua berusaha mendidik anak-anak mereka semenjak usia dini dengan sebaik mungkin, namun terkadang orang tua tidak menyadari atau bahkan melakukan kesalahan dalam mendidik putra-putri mereka. Kesalahan-kesalahan dalam mendidik yang tidak disadari oleh orang tua inilah yang menyebabkan anak-anak tidak menghargai bahkan memberontak terhadap orang tua mereka.

Tuturkan pengetahuan tentang duniadan isinya. Berikan anak fasilitas dan kesempatan untuk mengenal dunia beserta seluruh aspek kehidupan.

Bacakan aneka buku pengetahuan secara rutin dengan suara yang keras dan intonasi yang benar. Selain menumbuhkan minat membaca anak, anak juga akan menyerap pengetahuan dari buku untuk menunjang minatnya.

Jadilah model yang baik. Anak akan meniru orang tuanya. Tunjukkan minat Anda untuk selalu belajar dan menemukan hal-hal baru yang menarik dan kreatif bersama anak. Tunjukkan dan terapkan pola hidup sehat.

Seringlah bertanya kepada anak. Ajukan beberapa pertanyaan kepada anak yang akan memancingnya untuk memberi jawaban berupa penjelasan yang juga merangsangnya untuk adu argumentasi. Anda dapat memulainya dengan menanyakan secara rinci seputar hal-hal yang ia minati atau yang sedang dilakukannya. Selanjutnya, kembangkan untuk menggali jawaban dan pendapat anak terhadap berbagai hal.    

Membiasakan anak untuk mengambil keputusan akan melatih anak untuk belajar sebab-akibat serta tanggung jawab. Melatih anak untuk mengambil keputusan juga akan memicu anak untuk belajar berpikir analitis dengan merangkaikan hal-hal yang sudah dipelajari dan dipahaminya.

Semua pengalaman emosional yang diperoleh anak akan mempengaruhi pembentukan jalinan antar sel-sel saraf pada otaknya. Anak butuh kesempatan bersosialisasi seluas-luasnya karena akan memperkaya pengalaman emosional anak, serta sarana untuk belajar mengekspresikan perasaannya. Nutrisi untuk otak, terutama DHA, terbukti berperan dalam perkembangan otak anak pada “periode emas”. 

Jaga kesehatan anak. Dengan tubuh sehat, anak memiliki kesempatan luas untuk belajar berbagai hal, serta mengeksplorasi potensi kecerdasan dalam dirinya dengan optimal.
Anak adalah aset berharga Anda di masa depan. Anak-anak akan meneruskan garis keturunan keluarga Anda, jika orang tua salah dalam mendidik anak-anaknya bukannya membahagiakan keluarga yang diperoleh malah bisa mendatangkan aib bagi keluarga. Membuat anak untuk patuh atau jera bukan dibentuk dengan cara kekerasan atau dengan hukuman untuk menakut-nakuti. Kepatuhan seorang anak haruslah berasal dari kesadaran dalam diri anak tersebut dan menjadi tugas orang tua untuk membantu anak-anak memahami nilai-nilai kepatuhan tersebut.
Ada banyak cara dan saran yang bisa Anda peroleh, namun tentu saja tidak seluruhnya sesuai untuk diterapkan dalam keluarga Anda, pandai-pandailah memilah dan kenali dengan baik situasi keluarga Anda, bijaksanalah.
Seorang anak bukanlah diri Anda
Anak-anak yang Anda lahirkan ke dalam dunia ini terlahir sebagai individu, oleh karena itu pahamilah bahwa memaksakan kehendak Anda kepada anak Anda tidak akan pernah mendatangkan kebaikan. Pahamilah karakter anak Anda dan carilah tahu ketertarikannya akan sesuatu, kemudian bimbinglah mereka untuk meraihnya.
Seorang anak ibarat spon yang sangat mudah menyerap air. Hal-hal yang baik dan buruk dalam masa pertumbuhan mereka akan mereka serap dan hal itu membentuk karakter dan perilaku mereka nantinya. Ketika anak-anak Anda melihat teladan Anda yang baik mereka akan tergoda untuk melakukan hal yang serupa.
Menjadi orang tua harus tegas dan konsisten. Dalam hal membuat peraturan di dalam rumah tangga peran orang tua sangat dominan, namun bukan berarti saran dan masukan dari anak-anak dikesampingkan, libatkan anak-anak Anda dalam membuat peraturan dan ketika sebuah peraturan di dalam rumah tangga telah disepakati bersama, maka mintalah mereka semua untuk konsisten melaksanakannya, terutama Anda sebagai orang tua. Jika Anda seorang perokok dan melarang anak-anak Anda untuk merokok, sebaiknya Anda mempertimbangkan untuk segera berhenti merokok. Seorang anak melihat Anda sebagai sosok yang perlu dihormati, ditiru dan diteladani. jika Anda tidak bisa memberikan teladan yang konsisten, maka Anda patut untuk khawatir anak Anda akan memiliki alasan yang kuat untuk tidak mematuhi Anda.
Anak-anak Anda masih baru di dunia ini dan belum berpengalaman dan seringkali melakukan kesalahan-kesalahan yang sama. Ketika anak-anak Anda melakukan kesalahan, tugas orang tualah untuk menegur dan mengingatkan mereka, teguran-teguran Anda sebaiknya tidak diucapkan dengan kemarahan, lakukanlah dengan kelemahlembutan dan tutur kata yang baik. Sumpah serapah dan makian hanya akan membuat perasaan anak-anak Anda terluka, itu hanya akan membangkitkan amarah dan dendam dalam diri anak-anak Anda.
Manusia mana yang tidak suka bila dipuji, oleh karena itu pujilah anak-anak Anda dengan wajar ketika mereka berhasil melakukan sesuatu, dengan memberikan pujian tidak hanya akan membangkitkan rasa percaya diri anak-anak Anda tapi juga akan membuat anak-anak Anda menghargai orang-orang di sekitarnya.
Ada kalanya orang tua juga melakukan kesalahan, ketika Anda melakukan kesalahan dan diketahui oleh anak-anak Anda jangan malu untuk meminta maaf kepada mereka. Dengan cara ini Anda menunjukkan kepada mereka arti sebuah kebesaran hati, anak-anak Anda akan semakin menghormati Anda.

Ciptakan hubungan yang dekat dengan anak-anak Anda
Seharusnya antara orang tua dan anak tidak ada jurang pemisah, kedekatan antara orang tua dan anak sebaiknya menjadi prioritas utama. Jika hubungan antara orang tua dan anak terjalin harmonis maka komunikasi dua arah akan terjalin dengan baik.
Pada dasarnya tidak ada manusia yang diciptakan dengan karakteristik yang sama, oleh karena itu pola pendidikan terhadap satu orang dengan orang yang lain dapat berbeda-beda. Kenalilah anak-anak Anda dengan baik janganlah memaksakan kehendak Anda kepada anak-anak Anda. Jika Anda para orang tua pernah mengalami perlakuan yang tidak baik dari orang tua Anda sebelumnya, jangan lampiaskan pengalaman Anda kepada anak-anak Anda, cukuplah Anda yang mengalaminya dan pastikan anak-anak Anda mendapatkan perlakuan yang baik dari Anda.
Anak-anak akan selalu mengingat hal-hal yang pernah Anda ajarkan apakah itu baik atau buruk seumur hidup mereka. Jika Anda menginginkan anak-anak Anda untuk patuh dan menghormati Anda didiklah mereka dengan teladan, karena teladan lebih ampuh daripada ratusan peraturan yang tidak dijalankan secara konsisten.
Orang tua perlu bertindak hati-hati dan bijak. Sebab pola asuh yang salah jelas bakal merugikan anak kelak. Yang terbaik, lanjut pengarang buku Pola Asuh yang Mendukung Perkembangan Anak , tentu saja yang demokratis. Di sini anak boleh melakukan sesuatu bila itu dinilainya baik, dan dilarang bila merugikan. Orang tua berperan sebagai kontrol, tanpa perlu mengekang kebebasan anak berekspresi. Namun saking bebasnya, anak jadi tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Dalam benak anak yang ada hanyalah pemahaman, dia boleh melakukan yang disukainya tanpa memperhatikan akibatnya buat orang lain.

Sebaliknya, pola asuh otoriter akan membuat anak terkekang. Kreativitas dan kebebasannya terpasung. Selain tidak tahu mana yang benar dan salah, pertumbuhan kepribadiannya juga tidak akan berkembang. Dia senantiasa terkungkung dalam berbagai larangan yang membuatnya tidak berdaya.

Tidak mustahil jika ia tumbuh menjadi pribadi tertutup, rendah diri, berkemampuan sosial rendah dan sebagainya. Nah, dengan pola asuh demokratis yang tidak membatasi anak melakukan sesuatu namun tetap dalam arahan orang tua, pertumbuhan kepribadian dan kreativitas anak bisa jadi optimal. Anak pun dapat mengetahui benar atau salah, yang baik atau buruk. Asalkan orang tua melakukan pola asuh secara konsisten, perkembangan anak akan tumbuh dengan baik. Bila orang tua mengaku demokratis, namun kenyataannya tidak, tetap saja akan merugikan anak. Untuk itu, orang tua harus mengetahui aturan dan rambu-rambu dalam mengasuh anak. 

Ada 7 tuntunan bagi orang tua dalam pengasuhan anak.

1. Harus Disertai Kasih Sayang Anak sudah dapat merasakan apakah ia disayangi, diperhatikan, diterima, dan dihargai atau tidak. Orang tua dapat menunjukkan kasih sayang secara wajar sesuai umur anak. Hal ini akan menjadi pedoman bagi anak, hingga ia mengerti perilaku apa yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Juga mengenalkan anak pada disiplin.

2. Luangkan Waktu bagi Kebersamaan Memanfaatkan waktu bersama anak merupakan hal yang sangat penting dalam pengasuhan anak. Dari sini akan tercipta lingkungan dan suasana yang menunjang perkembangan.

3. Ajarkan Salah-Benar/Baik-Buruk Hal-hal yang dapat diajarkan adalah nilai-nilai yang berlaku di lingkungan keluarga, masyarakat sekitar dan budaya bangsa. Misalnya, adat istiadat, norma dan nilai yang berlaku. Hal ini sangat diperlukan agar anak mudah menyesuaikan diri dengan orang lain.

4. Mintalah anak berlaku ramah dan jujur serta melarangnya menyakiti orang lain. Dengan begitu anak tahu kenapa mereka dilarang berbuat sesuatu, serta dapat memahami apa arti salah-benar dan baik-buruk.
Kelak ketika anak berbuat salah, dia pun tak segan meminta maaf. Orang tua yang menghormati anak akan merangsang anak untuk menghargai dan menghormati orang tua maupun siapa saja.

 5. Perhatikan dan Dengarkan Pendapat Anak Jika anak punya pendapat, dengarkan dan berikan perhatian tanpa berusaha untuk mempengaruhinya. Bila perlu, kemukakan pendapat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. Hal ini akan membuat hubungan orang tua dan anak jadi lebih akrab, hingga anak dapat menyatakan perasaannya. Termasuk perasaan yang baik dan buruk, seperti marah dan tidak senang, tanpa takut kehilangan kasih sayang dari orang tua.
Pahami masalah sesuai sudut pandang anak dan berikan beberapa pendapat serta doronglah anak untuk memilih yang sesuai dengan keadaannya.

6. Melatih Anak Mengenal Diri Sendiri dan Lingkungan Ajaklah anak mengenal dirinya. “Saya ini anak laki-laki” atau “Saya adalah anak perempuan.” Dengan demikian, semakin lama pengenalan anak kian luas. Anak juga perlu dilatih mengenal emosi dan cara menyalurkan emosi yang baik agar tidak menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.
Untuk memupuk inisiatif anak, beri pujian pada apa yang telah berhasil dilakukan dan bukan malah mencelanya.

7. Memahami Keterbatasan Anak Setiap individu, termasuk anak, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Orang tua hendaknya jangan menuntut melebihi kemampuan anak. Yang tak kalah penting, jangan pernah membanding-bandingkan anak yang satu dengan anak yang lain. Cara paling baik, beri contoh dan minta anak berlaku sama.


Posting Komentar

0 Komentar

PERHATIAN !
Kamu senang baca buku? Yuk lihat rekomendasi buku yang mungkin cocok untuk kamu di Katalog Buku. Katalog Buku adalah situs review buku yang menjadi rekomendasi bagi para pecinta buku.